
ATOMIC HABITS QSBS
Kemampuan manusia secara alami dapat ditingkatkan. Akan tetapi untuk mencapai pada tingkat maksimal tidak akan datang secara tiba-tiba. Secara perlahan tapi pasti semuanya akan diberikan secara bertahap. ATOMIC HABITS adalah suatu usaha kecil yang dilakukan melalui langkah sederhana secara konsisten dan kontinu. Perubahan dari suatu perbaikan sangat kecil tapi berlanjut dalam waktu lama hasilnya bisa sangat dahsyat.
Kebiasaan adalah pahala majemuk dalam perbaikan diri. Sama halnya dengan pahala orang yang menginfakan hartanya di jalan Allah yang berlipat-lipat /700 kali lipat (QS Al Baqarah: 261). Pengaruh kebiasaan akan berlipat-lipat takala Anda mengulang-ulang kebiasaan. Kebiasaan sering muncul tanpa keistimewaan sampai Anda melewati suatu ambang batas kritis dan membuka tataran forma baru. Pada babak awal atau babak pertengahan seringkali suatu proyek atau usaha ada yang disebut lembah kekecewaan. Anda seringkali mengharapkan kemajuan secara linier jadi Anda bisa frustasi. Inilah titik kritisnya dapat berhasil atau malah sebaliknya menjadi mundur. Perubahan seringkali dirasakan tidak efektif kurang memberi pengaruh, atau kurang menghasilkan makna. Terutama pada hari-hari pertama, minggu-minggu pertama, bulan-bulan pertama bahkan tahun-tahun pertama. Sepertinya melelahkan, jenuh dan hampa. Pada titik ini seseorang sedang diuji ketahanan, keuletan, kesabaran dan ketabahannya. Padahal pada kondisi ini sedang berlangsung proses tabungan energi.
Kebiasaan itu harus tetap dipertahankan takala Anda meyakini bahwa hal tersebut sesuatu yang berarti buat Anda. Kebiasaan itu cukup lama untuk mendapatkan ke tataran yang disebut dengan Dataran Potensi Laten.
"Wahai orang-orang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkan kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negeri mu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (QS Ali Imran :200).
Atomic Habits akan melahirkan jenjang kelompok kualitas seseorang manusia beruntung. Kelompok lain manusia merugi karena tetap tidak berubah dan bahkan kelompok manusia celaka karena tingkatan lebih buruk dari keadaan sebelumnya. Sisi internalnya, manusia harus meningkatkan kualitas motivasi. Sehingga mendorong untuk melakukan perubahan. Konstruksi bangunan diri dalam tatanan daya dorong internal melalui tahapan berikut, yaitu: tahu, mau, bisa, terbiasa untuk menjadi luar biasa.
Membayangkan kebiasaan anak-anak kita tercinta di pondok QSBS Al Kautsar 561 melakukan Atomic Habits begitu indah, menyenangkan dan menyejukkan kalbu kita sebagai orang tua dan guru. Pada bagi buta mereka bangun untuk sholat tahajud, sholat sunah fajar, kemudian sholat berjama’ah subuh, dan setelah itu dzikir dan doa’ al matsurat, kemudian muraja’ah dan menyetorkan hapalan Al Qur’an kepada pembimbing muhafidznya masing-masing. Kebiasaan itulah yang semula dipandang berat menjadi biasa, tidak ada yang sulit ketika sudah terbiasa. Sehingga menjadi modal untuk percaya diri, semoga enam tahun kedepan anak-anak kita memiliki pribadi yang unggul (menjadi luar biasa) karena kebiasaan baik yang dilakukan konsisten dan kontinu tersebut.
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik (unggul) yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makhruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS Ali Imran: 110).
Alhamdulillah, Wallahu a'lam bishawab.
Tasikmalaya, 01 Maret 2022 M / 28 Rajab 1443 H
Oleh: Abah Runjai Wangsa L. (MU)
Dewan Pembina Yayasan Al Kautsar 561
Rujukan:
- Muslim Kafah , Suparno Satira
- Atomic Habits, James Clear
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MENDIDIK DAN MEMBANGUN GAIRAH BELAJAR SISWA
Siswa tidaklah dipandang sebagai obyek pembelajar. Pembelajaran Abad-21 menempatkan siswa untuk menjadikan peran dalam menentukan kemampuan dalam aspek peningkatan diri. Learning to Lea
Renungan Hati: Menyuplai Energi Positif bagi Para Santri QSBS 561
Sang Hafidz Menumpahkan Dendam Positifnya Dilansir dari berbagi sumber dan ditulis ulang oleh salah satu orang tua santri SMA QSBS Dr. Jufri Jacob, SE., MSi. CCSP. Diceritak